https://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/issue/feedProsiding Fahutan2022-07-22T04:12:37+07:00Iing Nasihiniing.nasihin@uniku.ac.idOpen Journal SystemsKumpulan publikasi artikel ilmiah hasil seminar, konferensi, atau sejenisnya yang diselenggaran oleh Fakultas Kehutanan Universitas Kuninganhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6387Cover, Panitia, Peer Review, Kata Pengantar, dan Daftar Isi2022-07-21T09:34:24+07:00EDITORIAL -semnasfahutan@uniku.ac.id-2022-07-21T09:16:05+07:00Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6390Identifikasi Jenis dan Peran Ekologi Burung di Sekitar Wilayah Dusun Turi Desa Kembangan Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek2022-07-22T03:11:06+07:00Amin Indra Wahyuniaminindra.wahyuni18@mhs.uinjkt.ac.id<p>Burung adalah kenakekaragaman hayati yang memiliki memiliki nilai tinggi secara ekologis, ilmu pengetahuan dan ekonomi. Kurangnya keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian mengancam keberadaan burung di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan peran ekologi burung di sekitar wilayah Dusun Turi Desa Kembangan Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek, sehingga dapat menjadi informasi beberapa jenis dan peran ekologis burung yang hidup di wilayah ini, salah satunya burung kicau yang sering diambil dari alam. Metode yang digunakan adalah eksplorasi menggunakan kamera untuk mengambil foto burung, kemudian dilakukan identifikasi menggunakan buku panduan identifikasi burung Mc-Kinnon (2010) serta identifikasi dari suara. Ditemukan 15 jenis burung dari 13 famili yang diantarnya; 46,7% spesies burung sebagai pengedali hama, 13,3% spesies burung sebagai penyebar biji, 13,3% spesies burung pengendali rumput, 13,3% spesies burung polinator dan 13,3% spesies burung predator. Tingginya persentase burung pengendali hama menandakan kondisi habitat yang seimbang antara serangga sebagai hama dan burung sebagai pengendali hama biologis.</p><p>Kata Kunci: <em>Burung, Indentifikasi, Peran Ekologi, Trenggalek</em></p>2022-07-21T09:16:05+07:00Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6392Keanekaragaman Jenis Serangga pada Lahan Tanaman Cabai yang Berbatasan dengan Hutan Desa Karangsari2022-07-22T03:11:49+07:00Firmansah -acahfirmansah@gmail.comIka Karyaningsihika.karyaningsih@uniku.ac.idAi Nurlailaai.nurlaila@uniku.ac.id<p>Interaksi antara serangga dan tanaman mendapat keuntungan berupa serbuksari dan nektar sebagai sumber pakam, tempat berlindung dan tempat berkembang biak. Bagi Tumbuhan, interaksi dengan serangga memberi keuntungan yang merupakan bertemunya serbuksari dengan kepala putik. Cabai merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kebutuhan cabai meningkat tiap tahunnya sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industry yang membutuhkan bahan baku cabai. Pembudidayaan cabai oleh petani di Desa Karangsari, berdasarkan wawancara yang telah dilakukan mengalami beberapa masalah yakni adanya serangan organisme penganggu tanaman (OPT) yaitu serangan hama dan penyakit, dalam mengatasi OPT tersebut petani menggunakan insektisida. Pemanfaatan insektisida yang tidak tepat dalam mengendalikan hama pada tanaman dapat meninggalkan efek samping seperti hama sasaran menjadi resisten terhadap insektisida, serta matinya hewan non target. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis serangga dan peran ekologis dari serangga tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan scan sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Indeks keanekaragaman Shannon-wiener. Ditemukan sebanyak 168 individu, 26 genus dan 21 famili yang terbagi kedalam 7 ordo pada lahan tanaman cabai yang berbatasan dengan hutan di desa karangsari, Ordo-ordo tersebut terdiri dari Coleoptera, Dermaptera, Diptera, Hemiptera, Hymenoptera, Lepidoptera dan Orthoptera dengan tingkat keanekeragaman serangga 2.05.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>keanekaragaman hayati, serangga, tanaman cabai, jasa ekologis</em><em></em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6398Keanekaragaman Kupu-Kupu Jenis Papilionidae di Blok Balong Dalem Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai2022-07-22T03:12:51+07:00Oom Mukaromah Al Badriyahoom_fahmi20@yahoo.co.id<p>Kupu-Kupu merupakan salah satu jenis serangga yang memiliki nilai penting sebagai penyerbuk (Polinator) sebagai mangsa dari satwa pemakan serangga, dan juga berfungsi sebagai indikator lingkungan. <em>Troides</em> <em>Helena, Troides amphrysus </em>merupakan jenis kupu-kupu dari family papilionidae yang mempunyai corak dan warna yang sangat menarik dan masuk ke dalam P.106 Tahun 2018 dimana satwa jenis ini dilindungi keberadaanya. Penelitian ini dilakukan di Gunung Ciremai Taman Nasional terutama di Blok Balong Dalam. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksplorasi dan identifikasi. Untuk identifikasi dilakukan pengamatan langsung serta menggunakan buku Panduan Praktis Kupu-Kupu Karya Doktor Djunijanti Peggie, untuk pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Jalur transek disepanjang jalur wisata. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ini didapatkan 8 (Delapan) jenis kupu-kupu dari family papilionidae. Diantaranya terdapat dua jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah melalui P.106 tahun 2018 dan termasuk dalam Apendiks II Cites, Yaitu <em>Troides Helena</em> dan <em>Troides Amphrysus</em>, keanekaragaman kupu-kupu dapat dipengaruhi oleh faktor fisik maupun biotik habitat. Seperti keberadaan Tumbuhan Pakan dan sumber air.</p><p>Kata Kunci<em> : Keanekaragaman, Kupu-Kupu, Balong Dalam, TNGC</em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6399Monitoring Populasi Satwa Burung Pemangsa Periode Tahun 2018 - 2020 di Kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang2022-07-22T03:14:06+07:00Shinta Trisilvanashintatrisilvana@gmail.com<p>Elang Jawa merupakan salah satu jenis burung pemangsa endemik di Pulau Jawa yang dilindungi oleh negara. Keberadaan Elang Jawa memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem posisinya sebagai pemangsa tingkat puncak dalam ekosistem akan berpengaruh pada rantai makanan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk itu konservsi terhadap burung pemangsa pada hal ini adalah Elang Jawa sangat penting dilakukan. Mempelajari populasi Elang Jawa adalah tujuan dari penelitian ini. Penelitian dilaksanakan dengan menganalisis hasil pemantauan sebelumnya yang telah dilakukan di Cagar Alam (CA) dan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Kamojang pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2020. Hasilnya menunjukkan bahwa terapat 9 jenis Elang diantaranya adalah Elang Ular Bido, Elang Jawa, Elang Hitam, Elang Brontok Putih, Elang Brontok Fase Gelap, Elang Brontok, Elang Alap Jambul, Elang Alap dan Alap-Alap Sapi. Perjumpaan terbanyak pada Elang Ular Bido pada tahun 2020 terdapat 3 perjumpaan, tahun 2019 terdapat 1 perjumpaan dan tahun 2020 terdapat 7 perjumpaan. Kemudian jenis Elang Brontok pada tahun 2018 terdapat 4 perjumpaan, tahun 2019 terdapat 2 perjumpaan dan tahun 2020 terdapat 9 perjumpaan. Berdasarkan hasil penelitan Tri Widodo (2004) rerata luasan daerah jelajah Elang Jawa adalah ±2,51 Km<sup>2</sup>, dari total data pemantauan Elang yang ada terdapat 40 perjumpaan individu Elang jika dibandingkan dengan daya dukung kawasan CA/TWA Kawah Kamojang yang memiliki luas 8.298,196 Ha dan total kebutuhan daerah jelajah Elang 100,4 Km<sup>2 </sup>maka kawasan CA/TWA Kawah Kamojang sudah dapat dikatan cukup over populasi atau terdapat tumpang tindih daerah jelajah. </p><p> Kata Kunci <em>: Monitoring, Burung Pemangsa dan Elang</em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6400Biodiversitas Pilar Utama Green Campus IPB University2022-07-22T03:14:51+07:00Abdul Haris Mustariabdulmu@apps.ipb.ac.id<p>Kampus IPB University mencakup areal seluas 257 ha, terletak sepuluh kilometer ke arah barat dari Kota Bogor dan Kebun Raya Bogor. Lingkugan kampus yang masih asri ini dikelilingi tiga sungai yaitu Sungai Ciapus, Sungai Cisadane, dan Sungai Cihideung, masing-masing merupakan batas alam yang terletak di sebelah utara, barat dan selatan Kampus IPB University. Topografi kampus bervariasi, mulai datar di sebelah timur dan selatan, bergelombang, terjal dan curam di sebelah utara dan barat. Terdapat beberapa tipe habitat di kampus ini yaitu habitat danau dan rawa, vegetasi riparian, anak-anak sungai, arboretum, kebun percobaan, semak belukar, dan padang rumput. Lebih dari dua-pertiga kawasan Kampus IPB University merupakan ruang terbuka hijau. Terdapatnya beberapa tipe habitat serta masih luasnya ruang terbuka hijau di kampus ini mendukung kehidupan beragam jenis tumbuhan dan satwa. Biodiversitas di Kampus IPB University telah didokumentasikan secara berkelanjutan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Sampai dengan tahun 2021 tercatat sebanyak 22 spesies mamalia, 99 spesies burung, 12 spesies amfibi, 38 spesies reptil, 128 spesies kupu-kupu, dan 173 spesies tumbuhan. Selain itu tercatat sebanyak 127 spesies tumbuhan obat, dan 40 spesies bambu. Karena tingginya keanekaragaman hayati tersebut Kampus IPB University dideklarasikan sebagai Kampus Biodiversitas dan Kampus Hijau, <em>Green Campus </em>pada Hari Biodiversitas Dunia pada 22 Mei 2011. Biodiversitas menjadi pilar utama keberadaan <em>green campus</em>, dimana seluruh sivitas akademika IPB University berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati di lingkungan kampus.</p>Kata kunci: biodiversitas, <em>green campus</em>, IPB UniversityCopyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6401Analysis of The Diversity and Important Value Index of Trees in Lowland Forest2022-07-22T03:15:44+07:00Agus Yadi Ismailagus.yadi@uniku.ac.idIlham Adhyailham.adhya@uniku.ac.idYayan Hendrayanayayan.hendrayana@uniku.ac.id<p class="Abstract">This study aims to determine the diversity and the population of plant species based on slope direction and height using plot paths. Data collection at seedling, sapling and pole level was carried out plots in 20 x 20m² sized plots. Plots for observation of seedlings, saplings, and poles measuring size of 2 x 2m², 5 x 5m², and 10 x 10m². Data analysis was performed using vegetation analysis methods by calculating the frequency, density, dominance, relative frequency, relative density, relative dominance, Important Value Index (IVI) and species diversity (H”). The results of the study obtained the highest tree growth strata and individual species were found in the northern slope, while the highest level of seedlings and saplings on the western slope. The dominant plant species on the western and southern slopes, are Murraya paniculata Jack, (IVI 125.42) and Maesopsis eminii Engl (IVI 124.64). The dominant plant species at northern and eastern slopes is Pinus merkusii Jungh (IVI 80.56 and 130.75). The eastern and northern slopes have highest diversity index with an average value > 3, while the western slope direction only has a medium category diversity index with an average value ≤ 2.</p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6402Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah Di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Makam Eyang Dalem Cageur Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan2022-07-22T03:16:14+07:00Windy Widiastuti20170710025@uniku.ac.idYayan Hendrayanayayan.hendrayana@uniku.ac.idIka Karyaningsihika.karyaningsih@uniku.ac.id<p>Tumbuhan bawah mempunyai peranan penting sebagai pelindung tanah dan organisme tanah, membantu menciptakan iklim mikro di lantai hutan dan menjaga kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan bawah dan struktur morfologi tumbuhan bawah di Kawasan Nilai Konservasi Tinggi Makam Eyang Dalem Cageur Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan studi pustaka tentang keanekaragaman tumbuhan bawah di kawasan bernilai tinggi dan studi literatur tentang morfologi tumbuhan bawah. Analisis data menggunakan Indeks Nilai Penting (INP) sedangkan keragaman dan kemerataan menggunakan Indeks Shannon Winner serta indentifikasi morfologi menggunakan kunci determinasi. Hasil penelitian menunjukan kawasan bernilai konservasi tinggi memiliki 32 spesies, 22 famili dan 146 individu dengan nilai INP terbesar adalah spesies howe cacing (<em>Cycas rumphii</em>) dengan nilai INP 29 dan spesies terkecil adalah canar bokor (Smilax leucophylla), congkok (Molineria capitulata), Hoyas (<em>Hoya carnosa</em>), Jukut (<em>Lophatherum Gracile</em> Brongn), markisa (<em>Passiflora edulis</em>), meniran (<em>Phylanthus niruri</em>), dan suji hijau (<em>Dracaena angustifolia</em>) dengan nilai INP masing-masing 2, keanekaragaman dikategorikan sedang dan kemerataan 0,815 yang berarti hampir merata antar spesies. Data ini penting sebagai dasar pengelolaan kawasan konservasi bernilai tinggi.demi keberlangsungan ekosistem yang lestari dan menjadi acuan untuk membangun kawasan wisata.</p><p><strong>Kata kunci:</strong><em>Keanekaragaman, kemerataan, morfologi, tumbuhan bawah</em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6403Keanekaragaman Jenis Burung Pada Tiga Tipe Habitat Situ Wulukut Desa Kertayuga Kecamatan Nusaherang Kabupaten Kuningan2022-07-22T03:23:03+07:00Ari Lumanda Sidiklumandaari@gmail.comYayan Hendrayanayayan.hendrayana@uniku.ac.idNurdin -nurdin@uniku.ac.id<p>Burung merupakan kelompok vertebrata yang termasuk ke dalam kelas Aves dengan jumlah sekitar 8600 spesies di dunia (MacKinnon 2010),tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana keanekaragaman jenis burung pada tiga tipe habitat di situ Wulukut Desa kertayuga dan Bagaimana perbedaan tingkat dominansi jenis burung pada tiga tipe habitat tersebut.adapun metodologi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode Mackinon (metode daftar jenis burung ) yaitu dengan mendaftar jenis burung hingga jumlah tertentu (Mackinnon et al 2010).sedangkan untuk pengolahan data Keanekaragaman jenis burung diketahui dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (Odum, 1996), kemudian untuk dominansi yaitu dengan rumus dominansi menurut (Van Helvoort,1981).Berdasarkan hasil pengamatan lapangan keragaman jenis burung yang di temukan di situ Wulukut ,jenis burung yang ditemukan pada tipe habitat tegakan pinus 25 jenis dengan total perjumpaan sebanyak 992 kali, kemudian pada tipe habitat semak belukar 30 jenis dengan total perjumpaan sebanyak 1160 kali ,selanjutnya yang terakhir pada tipe habitat sawah 17 jenis dengan total perjumpaan sebanyak 1354 kali .dapat disimpulkanbahwa penelitianini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung dan dominansi burung pada tiga tipe habitat situ wulukut desa kertayuga menggunakan metode daftar jenis burung.</p><p>Kata kunci: <em>Keaekaragaman Jenis Burung, Tipe Tiga Habitat, Situ Wulukut Desa Kertayuga</em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6404Populasi dan Potensi Pakan Lutung Jawa (Trachypithecus Auratus) di Resort Cibodas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat2022-07-22T03:31:47+07:00Febrina Mawarti Andarinifebrinamawarti@gmail.comSafira Arda Meyliafebrinamawarti@gmail.comElyna Widianifebrinamawarti@gmail.comRian Perdanafebrianamawarti@gmail.comIkhwal Riza Ardiansyahfebrinamawarti@gmail.comNabila Fathimatuz Zahrafebrinamawarti@gmail.comWildan Tri Agus Badawifebrinamawarti@gmail.comMuhammad Abdul Azizfebrinamawarti@gmail.comReja Rahmanfebrinamawarti@gmail.comFandy Muhammadfebrinamawarti@gmail.comAbdul Haris Mustariabdulmu@apps.ipb.ac.id<p>Lutung jawa (<em>Trachypithecus auratus</em>) merupakan primata arboreal endemik Pulau Jawa yang keberadaannya di alam saat ini semakin terancam oleh perburuan dan degradasi habitat. Hal tersebut menjadikan upaya konservasi penting dalam menjaga eksistensi lutung jawa di alam, salah satunya yaitu di jalur pendakian Resort Cibodas, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Informasi mengenai populasi dan potensi pakan lutung jawa dapat menjadi salah satu referensi dalam pengelolaan populasi dan habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persebaran, populasi, dan potensi pakan lutung jawa. Penelitian yang dilakukan pada Agustus 2018 ini menggunakan metode pengamatan eksplorasi pada jalur transek dan analisis vegetasi. Sebanyak 105 individu dari 7 kelompok ditemukan di sepanjang jalur pendakian dengan kepadatan populasi secara keseluruhan sebesar 0,54 – 2,45 individu/ha. Rasio kelas umur dewasa, remaja, dan anak adalah 4,25:9,25:4,25, sedangkan rasio jantan dan betina yaitu 15:36. Potensi tumbuhan pakan yang ditemukan adalah sebanyak 26 jenis pohon yang didominasi oleh pohon rasamala (<em>Altingia excelsa</em>).</p><em>Kata kunci : lutung jawa, persebaran, populasi, potensi pakan</em>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6405Potensi Cadangan Karbon Tersimpan di Hutan Kota Bungkirit dan Mayasih Kabupaten Kuningan2022-07-22T04:12:37+07:00Indah Lestari20170710045@uniku.ac.idYayan Hendrayanayayan.hendrayana@uniku.ac.idIing Nasihiniing.nasihin@uniku.ac.id<p>Latar belakang dari penelitian ini yaitu belum adanya penelitian mengenai Potensi cadangan karbon di kawasan hutan kota bungkirit dan hutan kota mayasih untuk mengetahui fungsi kawasan dalam mendukung penurunan emisi gas rumah kaca. tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis tanaman dan family serta jumlah karbon tersimpan pada Hutan Kota Bungkirit dan Mayasih berdasarkan kelas diameter, serta perbandingannya. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah persamaan allometrik dengan menggunakan metode sensus yaitu seluruh jenis tiang dan pohon yang berada di lokasi penelitian untuk mengetahui potensi cadangan karbon menggunakan rumus LBDS, Kerapatan, Dominansi, Biomassa dan Karbon. Hasil penelitian menunjukan Spesies yang paling mendominasi di Hutan Kota Bungkirit dan Hutan Kota Mayasih baik tingkat tiang maupun tingkat pohon yaitu Gmelina (<em>Gmelina arborea</em>). Pada hutan kota bungkirit terdapat 34 jenis tanaman dan 22 famili , sedangkan Pada hutan kota mayasih terdapat 20 jenis tanaman dan 13 famili. Cadangan karbon yang tersimpan di Hutan Kota Bungkirit sebesar 24,97 ton C/Ha, cadangan karbon yang tersimpan di Hutan Kota Mayasih sebesar 8,24 ton C/Ha, . Cadangan karbon yang tersimpan di Hutan Kota Bungkirit lebih besar dibandingkan Hutan Kota Mayasih, Hal ini di sebabkan karena vegetasi di Hutan Kota Bungkirit lebih rapat dibandingkan dengan Hutan Kota Mayasih.</p>Kata kunci : <em>Hutan kota, cadangan karbon, dominasi, kelas diameter</em>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6406Populasi Burung Rangkong Badak (Buceros Rhinoceros) di Kawasan Gunung Tilu Kuningan2022-07-22T03:37:21+07:00Fahrul Shobarudin Syahbanfahrulsyahban22@gmail.comYayan Hendrayanayayan.hendrayana@uniku.ac.id<p>Hutan Lindung Gunung Tilu Kuningan petak 74A Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan dengan luasan kawasan mencapai 611,14 ha Secara administratif berada di Kabupaten Kuningan Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Adanya aktivitas masyarakat di dalam kawasan seperti, berburu satwa liar , menebang pohon secara ilegal, mengambil madu dan lainnya, menyebabkan rusaknya habitat dan berkurangnya jumlah populasi burung rangkong badak (<em>Buceros rhinoceros</em>). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah individu dan kepadatan populasi burung rangkong badak (<em>Buceros rhinoceros</em>). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode survey eksploratif dengan beberapa titik yang berpotensi adanya burung rangkong badak (<em>Buceros rhinoceros</em>) seperti jalur perlintasan, pohon persinggahan dan pohon pakan .Peroses pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati langsung burung rangkong badak (<em>Buceros rhinoceros</em>). Berdasarkan hasil penelitian rangkong Burung Rangkong Badak (<em>Buceros rhinoceros</em>) di kawasan hutan lindung Gunung Tilu Kuningan dapat disimpulkan, jumlah Burung rangkong badak (<em>Buceros rhinoceros</em>) dikawasan hutan Lindung Gunung Tilu Kuningan berjumlah 12 individu, dan kepadatan populasi rangkong badak (<em>Buceros rhinoceros</em>) dikawasan hutan Lindung Gunung Tilu Kuningan adalah 0,6 individu/km².</p><strong><em>Kata kunci :</em></strong><em> Gunung Tilu, rangkong badak, populasi</em>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6407Uji Efikasi 6 Jenis Kayu dari Hutan Rakyat Kabupaten Kuningan Hasil Pengawetan Rendam Panas Berbahan Aktif Asam Borat terhadap Serangan Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus)2022-07-22T03:40:19+07:00Adi Putra Ramadhanadi96193@gmail.comSulistyono Sulistyonosulistyono@uniku.ac.idNina Herlinanina.herlina@uniku.ac.id<p>Kuningan memiliki potensi hasil hutan masyarakat yang tinggi. Tectona grandis, Swietenia macrophylla, Paraserianthes falcataria adalah komoditas unggul dan dominan di Kuningan untuk bahan bangunan dan bahan baku industri. Kayu hutan rakyat didominasi oleh kayu yang memiliki kualitas relatif rendah, dibandingkan kayu dari hutan alam. Kegiatan ini mengetahui efektivitas pengawetan kayu dengan rendam panas menggunakan asam borat, mengetahui daya tahan dan daya tahan kayu terhapat menyerang rayap tanah. Metode yang digunakan untuk ruang terbuka menggunakan metode ASTM D1758. , pemberian bahan pengawet asam borat minimal 5 % 10% dan 15 %), hanya efektif untuk mengawetkan kayu jati, kayu mahoni, kayu sengon, kayu jabon dan kayu manglid sedangkan kayu kihiyang pemebrian asam borat 5 %, 10 %, dan 15 % tidak efektif untuk di awetkan ini di karenakan tingkat kerusakan dan penyerangan rayap terhadap kayu kihiyang ini karena kayu ki hiyang masih muda umur 5 tahun dan tempat penguburan kayu kihiyang banyak rayapnya. Bahan pengawet asam borat pada kadar 15 % dengan metode rendam panas, paling efektif untuk pengawetan 5 jenis kayu (jati, mahoni, sengon, jabon dan manglid) baik untuk meningkatkan kelas awet dan ketahanan kayu pada uji di lapangan.</p><strong>Kata Kunci</strong> : Efikasi kayu, Keawetan kayu, ketahanan kayuCopyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6408Persepsi Pengunjung Terhadap Objek Wisata Gunung Masurai di Taman Nasional Kerinci Seblat (Visitor Perseptions of Mount Masurai Tourism Object in Kerinci Seblat Nasional Park)2022-07-22T03:43:26+07:00Wahyu Nurainiwahyunuraini989@gmail.comRommy Qurniatiwahyunuraini989@gmail.comBainah Sari Dewiwahyunuraini989@gmail.com<p>Objek wisata merupakan daya tarik bagi wisatawan yang dapat menimbulkan perasaan senang dan puas di suatu destinasi wisata tertentu. Presepsi pengunjung disuatu objek wisata diperlukan dalam rangka pengoptimalan manajemennya. Penelitian ini dilakukan di Objek wisata Gunung Masurai, yang berlokasi di Taman Nasional Kerinci Seblat. Lokasi ini memiliki daya tarik wisata yang beragam, diantaranya gunung, danau, air rerjun, dan berbagai tumbuhan langka. Keindahan alam yang terdapat di Gunung Masurai perlu didukung dengan adanya kesiapan aksesibilitas dan infrastruktur yang dapat mempengaruhi peningkatan jumlah kunjungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pengunjung terhadap objek daya tarik wisata Gunung Masurai sehingga dapat dikembangkan menjadi objek potensial dalam menunjang kepuasan pengunjung. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik <em>accidental sampling</em> sebanyak 45 responden. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Responden dalam penelitian ini mayoritas laki-laki (85%) dengan rentang umur 15-25 tahun (98%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi pengunjung objek daya tarik wisata di lokasi penelitan adalah lokasi dengan objek wisata yang menarik. Selain itu, responden berpendapat bahwa objek wisata ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi pengunjung, terutama pengunjung pelajar atau mahasiswa. Selain itu, aksesibilitas dan juga infrastruktur di wisata Gunung Masurai sudah dianggap mendukung, namun tetap harus dilakukan pengawasan oleh pengelola agar tetap dalam kondisi baik.</p><strong>Kata kunci: </strong><em>daya tarik wisata,<strong> </strong>media pembelajaran, pengunjung, aksesibilitas, infrastruktur</em>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6409Analisis Usaha Pola Tumpang Sari pada Lahan Perhutani: Studi Kasus Di RPH Sumurkondang BKPH Waled KPH Kuningan2022-07-22T03:44:58+07:00Meliyana Pancaranimeliyana.pancarani42@gmail.com<p>Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di lahan Perum Perhutani memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan usahatani berupa tumpang sari, untuk menilai kelayakan usahatani perlu dilakukan analisis usahatani tumpang sari di RPH Sumurkondang. Indikator analisis usaha yang digunakan adalah pendapatan usahatani, kontribusi pendapatan, R/C Ratio, B/C Ratio, BEP harga produksi, dan BEP volume produksi. Data diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan pola tumpang sari yang dikembangkan berupa: (1) pola jati dan cabai rawit (2) pola jati, pepaya dan serai. Total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.12.343.500 dari pola jati dan cabai rawit. Sedangkan pola jati, pepaya dan serai gagal dalam usahataninya. Untuk kontribusi pendapatan PHBM terhadap pendapatan petani adalah 37%. Nilai R/C dan B/C pola jati dan cabai rawit adalah 1,66 dan 1. BEP harga produksi 5,438/Kg, dan BEP volume produksi 4,144 Kg/musim. Pola kegiatan usahatani tanaman jati dan cabai rawit sudah layak namun perlu ada peningkatan jumlah produksi. Sedangkan pola jati, pepaya dan serai tidak layak.</p>Kata kunci: <em>Analisis Usaha; Pendapatan; Tumpang Sari</em>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6410Analisis Pendapatan Ekowisata Hutan Pinus Rombeng di Desa Boontolojong Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng (Income Analysis Of Rombeng Pinus Eco-Tourism In Boontolojong Village Uluere District Bantaeng Regency)2022-07-22T03:48:14+07:00Muthmainnah Muthmainnahmuthmainnah.zainuddin@unismuh.ac.idMuhammad Tahnurmuthmainnah.zainuddin@unismuh.ac.idHasanuddin Hasanuddinmuthmainnah.zainuddin@unismuh.ac.idRivatul Adaniahmuthmainnah.zainuddin@unismuh.ac.id<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pendapatan Ekowisata Hutan Pinus Rombeng di Desa Bontolojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2021 di Desa Bontolojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng. Populasi dalam penelitian ini seluruh masyarakat terdapat di Desa Bontolojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng. Jadi besarnya sampel pada penelitian ini 30 orang yang diambil secara sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan Ekowisata Hutan Pinus Rombeng di Desa Bontolojong Kecamatan Uluere Kabupaten. Bantaeng adalah Pengelola Ekowisata sebesar Rp.11.357.75/pertahun, Pedagang sebesar Rp.83.562.500 /pertahun, dan Parkir sebesar Rp.33.000.000/pertahun. Total pendapatan masyarakat sebesar Rp. 127.920.250/tahun dengan rata-rata Rp. 42.640.83/tahun</p><p>Kata Kunci : <em>Pendapatan, Ekowisata, Hutan Pinus</em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6412Identifikasi Perubahan Tutupan Lahan Sebagai Dasar Strategi Pengelolaan Hutan (Studi Kasus Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Batutegi Lampung)2022-07-22T03:57:08+07:00Ahmad Rizaldiahmad.rizaldi16@gmail.comArief Darmawanarief.darmawan@fp.unila.ac.idHari Kaskoyoahmad.rizaldi16@gmail.comHilmi Mubarokahmad.rizaldi16@gmail.com<p>Data perubahan tutupan lahan sangat diperlukan untuk pengelolaan kawasan hutan terutama dalam menentukan strategi pengelolaan, perencanaan serta pemantauan hutan yang lebih baik. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi merupakan satu dari banyak KPH di Indonesia yang melaksanakan program Perhutanan Sosial (PS) pemerintah sehingga di areal kerjanya terdapat beberapa Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang menerapkan pola budidaya tanaman kopi secara agroforestri. Program PS memerlukan sistem pemantauan yang memastikan bahwa program ini berdampak terhadap meningkatnya kualitas tutupan vegetasi. Pemanfaatan data penginderaan jauh dapat mengisi kebutuhan ini di mana sebaran tutupan lahan dan sebaran vegetasi yang ada dapat dipantau secara periodik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kerapatan dari tutupan lahan di KPHL Batutegi sebagai dasar strategi pengelolaan selanjutnya. Teknik <em>NDVI </em>(<em>Normalized Difference Vegetation Index) </em>merupakan transformasi citra spektral untuk menganalisis sebaran vegetasi. Hasil <em>differencing </em>NDVI terlihat dinamis dan beragam, khususnya pada kawasan KPHL Batutegi yang berada di <em>resort</em> Banjaran, Batulima dan Ulu Semong mulai dari tahun 2002 – 2021 menggunakan citra satelit multispektral Landsat karena adanya luasan yang menurun (<em>decrease), </em>tidak ada perubahan (<em>no change)</em> dan peningkatan (<em>increase)</em>. Keberadaan KPH diharapkan dapat melaksanakan kebijakan yang baik sebagai kelembagaan di tingkat tapak. Pelaksanaan kebijakan Perhutanan Sosial harapannya dapat memberikan akses pemanfaatan hutan dan penyadartahuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui data perubahan lahan sebagai landasan pengambilan keputusan. Pengelolaan kawasan berdasarkan sebaran vegetasi dapat dilakukan juga melalui penguatan fungsi Gapoktan dalam program kemitraaan dan mampu menerapkan sistem agroforestri untuk mengoptimalkan hasil pengelolaan lahan antara budidaya tanaman pertanian dan kehutanan.</p><p><strong>Kata Kunci: </strong><em>Perubahan Tutupan Lahan, Normalized Difference Vegetation Index</em><em> (NDVI), Strategi Pengelolaan, KPHL Batutegi</em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6413Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Pendugaan Erosi di Wilayah DAS Sekampung Hulu2022-07-22T04:00:41+07:00Siruan Masru Hudisiruan.mas10@gmail.comSlamet Budi Yuwonosiruan.mas10@gmail.comArief Darmawanarief.darmawan@fp.unila.ac.id<p>DAS Sekampung merupakan DAS prioritas 1 di Provinsi Lampung yang penting untuk diperhatikan dan diperbaiki kualitas tata air serta penggunaan lahannya, terutama pada daerah hulunya. Dampak perubahan penggunaan lahan pada DAS Sekampung Hulu yaitu terjadinya erosi, karenanya pendugaan nilai besaran erosi penting dilakukan untuk menentukan rencana perbaikan penggunaan lahan/ rehabilitasi hutan dan lahan. Tujuan dari penelitian ini yaitu Menduga besaran erosi yang terjadi pada DAS Sekampung Hulu dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) berbasis GIS (Geographic Information System). Metode yang digunakan berbasis spasial (GIS) dengan rumus USLE yaitu dengan mengalikan faktor curah hujan (R), Jenis tanah (K), panjang dan kemiringan lereng (LS), kemudian vegetasi penutup tanah dan faktor tindakan konservasinya (CP). Hasil erosi pada DAS Sekampung Hulu rata-ratanya yaitu sebesar 91,48 ton/ha/tahun, dengan klasifikasi tingkat bahaya erosi (TBE) rata-ratanya masih sangat tinggi pada beberapa penggunaan lahan, sehingga perlu dilakukan perbaikan penggunaan (tutupan) lahan untuk mengurangi erosi yang terjadi pada DAS Sekampung Hulu.</p><p>Kata Kunci: <em>Daerah Aliran Sungai, Metode USLE, Erosi, GIS</em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6414Karakteristik dan Produksi Walet Sarang Putih (Collocalia fuciphaga) dari Hasil Budidaya Walet di Desa Binanga Karaeng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang2022-07-22T04:03:08+07:00M. Daudmuhdaud@unismuh.ac.idHikmah Hikmahmuhdaud@unismuh.ac.idAlamsyah Alamsyahmuhdaud@unismuh.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan produksi sarang walet sarang putih (<em>Collocalia fuciphaga</em>) dari hasil budidaya di Desa Binanga Karaeng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui teknik oberservasi, wawancara, survey, dan dokumentasi. Data sekundar diperoleh dari literature, buku , dan laporan penelitian. Penelitian ini dilakukan selama satu musim produksi pada dua unit penangkaran/budidaya walet dengan umur penangkaran 3 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik dan produksi sarang pada kedua penangkar berbeda. Pada penangkar pertama diperoleh bentuk sarang walet pada umumnya seperti mangkok dibelah dua, ukuran panjang 7 – 9.5 cm, lebar 2.8 – 3.8 cm, tinggi 1.2 – 2.1 cm dan berat 5 – 10 gram,warna putih, bening, kristal dan kondisi utuh, tidak retak, dan tidak cacat sehingga termasuk kualitas 1, produksi sarang 0,46-0,62 kg dengan frekuensi panen 3-4 kali per tahun,. Penangkar kedua diperoleh bentuk sarang walet 62,5% seperti mangkok dibelah dua dan 37,5% berbentuk menyudut (segitiga), ukuran panjang sarang bentuk mangkok dibelah dua 6 – 9 cm, lebar 2.9 – 4.0 cm, tinggi 1.4 – 3,0 cm dan berat 5 – 11 gram, warna putih, bening, kristal dan putih kekuningan, kondisi utuh, tidak retak, dan tidak cacat, sehingga termasuk Kualitas 1-2, produksi sarang 0,55-0,77 kg dengan frekuensi panen 4-5 kali per tahun.</p><p>Kata Kunci: <em>Collocalia </em>fuciphaga, karakteristik, sarang walet</p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6415Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Stek Batang Pohon Lokal yang Terdapat di Stasiun Riset Karangsari TNGC2022-07-22T04:05:30+07:00Bintang Hidayati20170710041@uniku.ac.idIka Karyaningsihika.karyaningsih@uniku.ac.idAi Nurlailaai.nurlaila@uniku.ac.id<p>ZPT Anorganik yaitu rootone – F dan zat pengatur tumbuh organik yaitu air kelapa, pada stek batang pohon lokal dengan 3 jenis yaitu jamuju, saninten dan puspa. Untuk Mengetahui Pengaruh ZPT Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Pohon lokal , Serta Berapa Konsentrasi ZPT yang diperlukan untuk Pengaruh Terbaik Pada Pohon Lokal . Penelitian dilakukan dengan Rancangan percobaan Acak Lengkap faktorial dengan 2 (dua) perlakuan yaitu Konsentrasi ZPT dan Jenis Pohon . Sedangkan untuk Parameter yang diukur dalam penelitian ini, yaitu persen tumbuh tunas, jumlah tunas, tinggi tunas, volume akar, dan panjang akar.Analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA) dua arah pada tingkat kesalahan 5%. Interaksi konsentrasi ZPT Anorganik Rootone -F dan ZPT Organik Air Kelapa pada pertumbuhan stek batang pohon lokal, berpengaruh nyata pada pertumbuhan Stek Pohon jamuju dan puspa dengan perlakuan yang berbeda, yaitu untuk jamuju dengan perlakuan Rootone – f 100 ppm sebesar 40 % untuk tingkat yang maksimal, sedangkan pada pohon puspa yaitu dengan Rootone -f 200 ppm sebesar 40 %.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan media tanam serta lingkungan yang berbeda untuk memastikan pengaruh penggunaan zat pengatur tumbuh anorganik dan organik.</p><p> </p>Kata Kunci :ZPT Organik, ZPT Anorganik, Pohon LokalCopyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6416Pengaruh Penggunaan Kompos Daun Bambu Terhadap Pertumbuhan Semai Sonokeling (Dalbergia Latifolia)2022-07-22T04:07:34+07:00Agung Gumelar20170710018@uniku.ac.idIka Karyaningsihika.karyaningsih@uniku.ac.idAi Nurlailaai.nurlaila@uniku.ac.id<p>Daun bambu memiliki serat yang cukup keras sehingga daun bambu relatif sulit untuk terdekomposisi. Dengan tambahan MOL (mikroorganisme lokal) yang didapatkan dari pembusukan bonggol pisang diharapkan daun bambu akan mudah terdegradasi dan menjadi pupuk kompos untuk tanaman. Keberadaan tanaman bambu di kabupaten Kuningan sangat melimpah sehingga serasah daun dan cabang bambu sangat berpotensi untuk kompos tanaman. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos daun bambu terhadap pertumbuhan semai sonokeling <em>(Dalbergia latifolia)</em>. Penelitian dilakukan di rumah kaca dengan menggunakan metode RAL. Hasil pengamatan menunjukan bahwa media tanam kompos 1/3 bagian berpengaruh nyata terhadap (tinggi, diameter, volume akar, berat kering total, dan indeks mutu benih) dan tidak berpengaruh nyata terhadap (kekokohan). Hal ini menunjukan bahwa penggunaan kompos daun bambu mampu meningkatkan pertumbuhan semai sonokeling dengan optimal dan mampu meningkatkan kualitas mutu bibit sehingga tumbuh dengan baik di lapangan.</p><p>Kata kunci<em> : Kompos, Mol, Parameter pertumbuhan,Semai Sonokeling.</em></p>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutanhttps://journal.uniku.ac.id/index.php/prosiding-fahutan/article/view/6417Partisipasi Masyarakat dan Analisis Kelembagaan LMDH dalam Program Pengelolaan Hutan bersama Masyarakat di RPH Wanaraja BKPH Cibatu KPH Garut2022-07-22T04:09:40+07:00Diaz Aprilian Kosasih20170710052@uniku.ac.idIlham Adhyailham.adhya@uniku.ac.idNina Herlinanina.herlina@uniku.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi Masyarakat Desa Hutan, Efektifitas Kelembagaan LMDH dan analisis dampak ekonomi dalam sistem PHBM di RPH Wanaraja BKPH Cibatu KPH Garut sampel dalam penelitian ini adalah pembudidaya di LMDH RPH Wanaraja. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mengenai kegiatan program PHBM di RPH Wanaraja dan studi literatur tentang pengelolaan PHBM serta struktur organisasi dan alokasi bagi hasil. Data yang diperoleh dianalisis dengan tabulasi untuk mengetahui tingkat partisipasi, serta efektivitas kelembagaan LMDH berdasarkan prinsip Good Forest Governance dan dampak ekonomi dilihat dari kontribusi pendapatan PHBM. pada tahap perencanaan beberapa pembudidaya terlibat dalam tahap perencanaan. Pada tahap pelaksanaan, penggarap dilibatkan dalam penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan. tahap alokasi bagi hasil terlibat dalam pelaksanaan alokasi bagi hasil. Lembaga LMDH tidak sesuai dengan 4 prinsip Good Forest Governance, tidak ada kesesuaian antara akuntabilitas, transparansi, demokrasi dan partisipasi. dampak ekonomi program PHBM belum berdampak pada perekonomian para pembudidaya dengan persentase sekitar 6,06% - 25,44% di RPH Wanaraja perlu penelitian lebih lanjut mengenai implementasi kebijakan dalam program PHBM KPH Garut.</p><p> </p>Kata kunci: <em>Partisipasi, efektivitas kelembagaan, dampak ekonomi</em>Copyright (c) 2022 Prosiding Fahutan