Keanekaragaman Mikroalga Bacillariophyta Di Sungai Mesat Kota Lubuklinggau

sepri yaningsih, harmoko harmoko

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang keanekaragaman mikroalga chloropyta di sungai Mesat Kota Lubuklinggau. Jenis penelitian adalah penelitian survey sehingga pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara observasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari- April 2020. Penelitian dilakukan di Sungai Mesat, sampel mikroalga diambil dari 3 stasiun yang berbeda mengikuti aliran sungai. Berdasarkan  hasil  penelitian  yang dilakukan, jenis mikroalga bacilliriophyta yang ditemukan di Sungai Mesat Kota Lubuklinggau, terdiri dari: 3 Kelas, 9 Ordo, 9 Famili, 10 Genus, 16 Spesies. Berdasarkan hasil analisis Nilai keanekaragaman di stasiun 1 sebesar 1.14, stasiun 2 sebesar 1.51, dan stasiun 3 sebesar 1.23. Sedangkan untuk nilai dominansi di stasiun 1 sebesar 0.01, stasiun 2 sebesar 0.022, dan stasiun 3 sebesar 0.014. Untuk nilai keseragaman di stasiun 1 sebesar 0.39, stasiun 2 sebesar 0.52, dan stasiun 3 sebesar 0.42. Pengukuran faktor abiotik di sungai Mesat terdiri dari: suhu, oksigen terlarut, keasaman dan kecerahan. Suhu di stasiun 1 sebesar 27.20C, stasiun 2 sebesar 26.56 0C dan stasiun 3 sebesar 26.870C. Untuk kandungan oksigen terlarut di stasiun 1 sebesar 45.94 mg/L, stasiun 2 sebesar 42.31 mg/L, dan stasiun 3 sebesar 44.63 mg/L. sedangkan keasaman di stasiun 1 sebesar 6.70, stasiun 2 sebesar 6.63 dan stasiun 3 sebesar 6.6. Kemudian Kecerahan sungai Mesat pada stasiun 1 sebesar 16.33cm, stasiun 2 sebesar 22 cm dan stasiun 3 sebesar 18.63cm. Keanekaragaman mikroalga divisi Chlorophyta di Sungai Mesat Kota Lubuklinggau dalam Kategori Sedang.

 


Keywords


Mikroalga, Bacilliriophyta, sungai Mesat

Full Text:

PDF

References


Andriansyah., Tri, R.S, dan Irwan, L. 2014. Kualitas Perairan Kanal Sungai Jawi dan Sungai Raya Dalam Kota Pontianak Ditinjau dari Struktur Komunitas Mikroalga Perifitik. Jurnal Protobiont, 3(1): 61-70.

Arthington AH, Bunn SE, Poff NL, dan Naiman RJ. 2006. The challenge of providing environmental flow rules to sustain river ecosystems. Ecol Appl, 16(13): 11–18.

Astuti, R.P., Philip, T.I, & Gede, S.S. 2012. Kelimpahan Beberapa Jenis Mikroalga Diatom di Perairan Pulau Gumilamo-Magaliho, Halmahera Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4(1): 97-106.

Basmi, J. 1999. Planktonologi: Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan. Bogor: IPB.

Belcher H dan Swale E. 1978. A beginner’s guide to freshwater algae. London: Her Majesty’s Stationery Office.

Bellinger EG dan Sigee DC. 2010. Freshwater algae identification and use as bioindicators. London: Wiey Blcakwell.

Botes L. 2001. Phytoplankton identification catalogue. South Africa: Glaballast Monograph.

Conradie, K.R.S., Du Plessis & A. Venter. 2008. School of Environmental Sciences ans Development: Botany South Africa. South African Journal of Botany 74:101-110.

Effendi H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Fogg GE, Stewart WDP, Fay P, dan Walsby AE. 1973. The blue-green algae. London: Academic Press.

Giasi, C., Ramli, U dan Abubakar, S.K. 2015. Identifikasi Mikroalga Epilitik sebagai Biomonitoring Lingkungan Perairan Sungai Bone. Skripsi. Gorontalo: Universitas Gorontalo.

Harmoko H dan Krisnawati Y. 2018. Keanekaragaman mikroalga divisi cyanobacteria di danau aur Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Biodjati, 3(1): 8–14.

Hayati M. 2016. Perbandingan kadar oksigen terlarut antara air pdam dengan air sumur. The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist, 2(2): 8-15.

Isti’anah, D., Moch, F.H, dan Ainun, N.L. 2015. Synedra sp sebagai Mikroalga yang Ditemukan di Sungai Besuki Porong Sidoarjo, Jawa Timur. Jurnal Bioedukasi, 8(1): 57-59.

Kordi MGH. 2008. Budi daya perairan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Krebs C. 1989. Ecological methodology. New York: Harper Collins Publisher.

Maresi SRP, Priyanti, dan Yunita E. 2015. Fitoplankton sebagai bioindikator saprobitas perairan di situ bulakan Kota Tangerang. Al-Kauniyah Jurnal Biologi, 8(2), 113– 122.

Nurhayati T, Mochamad BH, dan Musthofa L. 2013. Penggunaan fotobioreaktor system batch tersirkulasi terhadap tingkat pertumbuhan mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannochloropsis oculata. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(3): 249-257.

Odum EP. 1998. Dasar-dasar ekologi: terjemahan dari fundamentals of ecology. Alih bahasa Samingan, T. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UGM Press.

Patty SI, Arfah H dan Abdul MS. 2015. Nutriens (phosphate, nitrate), dissolved oxygen, and dissolved ph and they relation to productivity of jikumerasa waters, Buru Island. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 1 (1): 43-50.

Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.Yogyakarta: Erlangga.

Prihantini, N.B., Wisnu, W., Dian, H., Arya, W., Yuni, A & Ronny R. 2008. Biodiversitas Cyanobacteria dari Beberapa Situ/Danau di Kawasan Jakarta-Depok-Bogor, Indonesia. Jurnal Makara Sains, 12(1): 44-54.

Purba, I.Y.S., Izmiarti & Solfiyeni. 2015. Komunitas Algae Epilitik Sebagai Indikator Biologis di Sungai Batang Ombilin, Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.), 4(2):138-144.

Salmin. 2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana, 30(3), 21–26.

Saputra R. 2016. Keanekaragaman jenis plankton di danau Tahai Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Provinsi Kalimantan Tengah. Skripsi. Online at http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id [diakses 1 Juli 2018].

Simanjutak M. 2007. Oksigen terlarut dan apparent oxygen utilization di Perairan Teluk Klabat Pulau Bangka. Ilmu Kelautan, 12 (2): 59-66.

Sulaiman TG. 2012. Struktur komunitas bacillariophyta (diatom) di area pertambakan marunda cilincing, Jakarta Utara. Skripsi. Online at http://http://lib.ui.ac.id [diakses 1 Juli 2018].

Venter, A., A Jordaan & A.J.H Pieterse. 2003. Oscillatoria Simplicissima: A Taxonomical Study. School of Environmental Sciences and Development: Botany. South Africa. Journal Water SA 29 (1): 101-104.

Vuuren SJV, Jonathan T, Carin VG, dan Annelise G. 2006. Easy identification of the most common freshwater algae. South African: North-West University noorowes-universitiet.

Wehr JD dan Sheath RG. 2003. Freswater algae of north america ecology and classification. London: Academic Press.

Wibowo HPE, Purnomo T, dan Ambarwati R. 2009. Water quality of the bengawan solo river in bojonegoro based on plankton diversity index. Lentera Bio, 3(3): 209–215.

Winahyu, D.A., Yulistia, A., Elly, L., Rustiati., Jani, M & Andi, S. 2013. Studi Pendahuluan Mengenai Keanekaragaman Mikroalga di Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional Way Kambas. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.

Yudasmara GA. 2015. Analisis keanekaragaman dan kemelimpahan relatif algae mikroskopis di berbagai ekosistem pada kawasan intertidal pulau menjangan Bali Barat. Jurnal Sains Dan Teknologi, 4(1): 503–515.

Yuliana Y, Adiwilaga EM., Harris E, dan Pratiwi NTM. 2012. Hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan parameter fisik-kimiawi perairan di teluk Jakarta. Jurnal Akutaika 3(2):169-179.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi

ISSN 1907-3089 (print), ISSN 2651-5869 (online)

Organized by Biological Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Universitas Kuningan, Indonesia.

Website : https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga/index

Email : [email protected]

Address : Jalan Cut Nyak Dhien No.36A Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.


View My Stats

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.