KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANGAN DI STASIUN RISET KARANGSARI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

Abdul Mazid, Ilham Adhya, Ai Nurlaila

Abstract


Forests have the potential to provide germplasm diversity as a source of food and medicine. Various foodstuffs and medicines have been identified as originating from forest areas, both wild and cultivated types (Sinta, 2000). This research was conducted to determine the types and diversity of food plants. It is hoped that the results of this research will be useful as a source of information about plant types with food potential and their diversity. This research was carried out at the Karangsari Research Station, Mount Ciremai National Park, covering an area of 90 Ha. The method used in this research is the grid line method which is a combination of the strip method and multiple plots, which were placed intentionally (purposive sampling). The method for identifying types of food plants uses interviews with the community around the Karangsari research station. There were 29 types of food plants found consisting of 22 families. The food plant that has the highest species diversity index is the understory level, namely the harendong type (Melastoma candidum), which dominates the highest INP at 43.01%, the seedling level, namely coffee (coffea), which dominates the highest INP at 101.34%, the sapling level, namely white calliandra ( Calliandra haematocephala) dominates the highest INP at 67%, the pole level, namely laurel (Syzygium polyanthum), dominates the highest INP at 124%, while the tree level, namely avocado (Persea americana), dominates the highest INP at 211%.

Hutan mempunyai potensi sebagai penyedia keanekaragaman plasma nutfah sumber pangan dan obat. Berbagai bahan pangan dan obat teridentifikasi berasal dari kawasan hutan, baik jenis-jenis yang masih liar maupun yang sudah dibudidayakan (Sinta, 2000). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis dan keanekaragaman tumbuhan pangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi tentang jenis tumbuhan berpotensi pangan dan keanekaragamannya. Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Riset Karangsari Taman Nasional Gunung Ciremai seluas 90 Ha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis berpetak yang merupakan kombinasi antara cara jalur dan petak ganda, yang diletakkan secara sengaja (purposive sampling). Metode untuk identifikasi jenis tumbuhan pangan menggunakan metode wawancara terhadap masyarakat sekitar stasiun riset Karangsari . Ditemukan jenis-jenis tumbuhan pangan dengan jumlah 29 jenis yang terdiri dari 22 famili. Tumbuhan pangan yang memiliki indeks keanekaragaman jenis tertinggi adalah tingkat tumbuhan bawah adalah jenis harendong (Melastoma candidum) mendominasi INP tertinggi sebesar 43,01%, tingkat semai yaitu kopi (coffea) mendominasi INP tertinggi sebesar 101,34%, tingkat pancang yaitu kaliandra putih (Calliandra haematocephala) mendominasi INP tertinggi sebesar 67%, tingkat tiang yaitu salam (Syzygium polyanthum) mendominasi INP tertinggi sebesar 124%, sedangkan tingkat pohon yaitu alpukat (Persea americana) mendominasi INP tertinggi sebesar 211%.


Full Text:

PDF

References


Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Andarwulan, N. 2014. Manfaat Sayuran bagi Kesehatan. Umami Indonesia. 3 (1): 12-14.

Ariani, M., Saliem H. P., Hardoko G. S. Dan Purwantini, T, B. (2006), Analisis wilayah rawan pangan dan rawan gizi kronis serta alternatif penanggulangannya. Skripsi. PSEKP. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.

Arief, A. (1994). Hutan : Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor Indonesia.

Bappenas, 2004. Rencana Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia, Jakarta.

BDLHK (Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan). 2015. Zona Taman Nasional Gunung Ciremai Berdasarkan Sensitivikasi Kawasan dan Aktivitas Masyarakat. Majalengka : BDLHK Kadipaten

BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Barat II. 2006. Rencana Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Bandung : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat II. Departemen Kehutanan RI

BTNGC (Balai Taman Nasional Gunung Ciremai). 2006. Draft Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Buku I. Kuningan : Departemen Kehutanan Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Universitas Wiyana Mukti.

Dhalimarta, S., dan Adrian, F. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Fachrul, M. (2012). Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Fakhrozi, I. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Melayu Tradisional di Sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh (Studi kasus di Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau). [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hidayat. 2011. Politik Ekologi Pengelolaan Taman Nasional Era Otda. Jakarta. LIPI Press. Anggota Ikopi, Bekerjasama dengan Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Indrawan, M., Primack, R. B., dan Supriatna, J. 2007. Biologi Konservasi: Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Indriyanto, 2005. Ekologi Hutan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara

Jamaludin, 2015. Keanekaragaman dan Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Lindung Gunung Tilu Blok Banjaran Desa Jabranti Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan. Skripsi. Univesitas Kuningan.

Kartikawati, S. M. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan Oleh Masyarakat Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Koswara, S. 2010. Kacang-Kacangan, Sumber Serat yang Kaya Gizi. Retrieved Agustus 15, 2020, from http://ebookpangan.com.

Krismawati A, M. Sabran. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Obat. Spesifik Kalimantan Tengah. Buletin Plasma Nutfah. 12 (1).

Marsono, Y. 2007. Prospek Pengembangan Makanan Fungsional. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, 7 (1) : 19-27.

Melfika, S., Evawany, Y. A., dan Fitri, A. 2012. Gambaran Konsumsi Buah dan Sayur serta Kontribusinya terhadap Kebutuhan Serat pada Nelayan di PT Usaha Jaya, PT Maju Jaya, PT Usaha Keramat, Jaya Kota Tanjungbalai Asahan Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta : Univesitas Indonesia Press.

Misra, H., D. Mehta, B.K. Mehta, M. Soni, dan D.C Jain,. 2008. Study Of Extraction and HPTLC_UV Method for estimation of caffeine in marketed tea (camellia sinensis) Granules. International journal of green pharmacy 3 (5)

Neneng, 2011. Perencanaan Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia

Odum, 1998. Dasar – dasar Ekologi diterjemaahkan dari Fundamental of Ecology T. Samingan. Gadjah Mada University press.

Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 1998. (Diakses 20 Juli 2020)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 2011. (Diakses 20 Juli 2020)

Prabaningrum H, Nugroho AS, Kaswinarni F. 2018. Keanekaragaman tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pangan di cagar alam gebugan semarang. Jurnal Biologi dan pembelajarannya, Vol 5 No 2.

Purwadarminta, W. J. S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Purwono, L., dan Purnamawati. 2007. Budidaya Tanaman Pangan. Penerbit Agromedia. Jakarta.

Sinar Tani. 2006. Sayuran Indigenous Meningkatkan Gizi dan Pendapatan Petani Edisi 8-14 Februari.

Sinta. 2000. Saatnya Menggali Potensi Pangan Dari Hutan Dalam Sinar Tani, 6 – 12 September 2000, No. 2858 Tahun XXXI. PT. Duta Swasta Karya. Jakarta

Soerianegara, I dan Indrawan, A., 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Soekarman, dan Riswan, S. 1992. Status Pengetahuan Etnobotani di Indonesia. Di dalam: Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Cisarua, 19-20 Februari 1992. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Perpustakaan RI. Hlm: 1-7.

Sunarti, S, Rugayah. Dan Tutie, D., 2007, Tumbuhan Berpotensi Bahan Pangan di Daerah Cagar Alam Tengkale, jurnal biodiversitas vol.8, no.2, hal 88 -91.

Tjitrosoepomo, G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yulianti. 2013. The Influencer Of Microeconomics Indicator To Impor Rice Indonesia. Institut Perbanas.

Zuhud, E. A. M., Siswoyo, Sandra, E., Soekmadi, R., dan Adhiyanto, E. 2004. Penyusunan Rancangan dan Pengembangan Sumberdaya Alam Hayati Berupa Tumbuhan di Kabupaten Sintang. Bogor: Kerjasama Fakultas Kehutanan IPB dengan Bappeda Kabupaten Sintang.




DOI: https://doi.org/10.25134/wanaraksa.v16i02.9031

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright @2013-2024 WANARAKSA nomor ISSN 2776-3986 (Online-Elektronik) dan 0216-0730 (versi cetak)



This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. 

____________________________________________________________________________________________________________________________________________________

WANARAKSA Editorial Office:
Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan
Jl. Cut Nyak Dhien No.36 A, Cijoho, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45513, Indonesia
Phone/Whatsapp: +62 81324088139
Website: https://journal.uniku.ac.id/wanaraksa
E-mail: [email protected]