PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK GENERASI BERKARAKTER PANCASILA
Abstract
28 tahun lagi tepatnya di tahun 2045 Indonesia genap memperingati 100 tahun kemerdekaannya atau yang lebih dikenal dengan Indonesia emas. Dalam menyongsong Indonesia emas 2045, Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia yang handal. Manusia handal yang dimaksud adalah manusia yang tahan banting memiliki semangat hidp yang tinggi dibarengi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai tapi tetap tidak kehilangan jati dirinya sebagai warga negara Indonesia yang mempertahankan budaya bangsanya. Di era persaingan global yang semakin kompleks, kita tidak ingin para generasi penerus bangsa menjadi hancur karena kasus-kasus narkoba, tawuran, disintegrasi bangsa korupsi, kolusi dan nepotisme, walaupun saat ini banyak dari kalangan akademisi yang tersangkut dalam kasus korupsi, padahal dari segi intelektual mereka tidak diragukan lagi.Hal ini terjadi karena lemahnya moralitas serta tuntutan perilaku yang konsumtif dan hedonis menjadikan mereka tersangkut kasuskasus tersebut. Upaya untuk memperbaiki Sumber Daya Manusia menuju Indonesia Emas 2045 adalah upaya pendidikan karakter. Bangsa ini tidak hanya menginginkan generasi yang cerdas dari segi intelektual dan keterampilan tetapi yang lebih penting adalah generasi yang bermoral. Untuk membentuk generasi yang bermoral tersebut, kita bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan mempraktikan Pendidikan karakter sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dengan demikian Pendidikan karakter harus menjadi perhatian kita dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas untuk kepentingan warga negara secara keseluruhan. Untuk mempersiapkan generasi emas yang berkualitas, berbudaya dan agamis di HUT RI yang ke-100 itu, peran pendidikan karakter sangatlah penting. Dengan demikian, guru dan dosen sebagai pemeran penting dalam sistem pendidikan harus benar-benar menjadi teladan utama bagai para siswa dan mahasiswa. Hakikat guru menurut Ki Hajar Dewantara adalah ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yakni di depan menjadi contoh jika di tengah membangkitkan hasrat belajar dan jika di belakang memberikan dorongan. Pendidikan memang bukanlah persoalan yang mudah, bila kita tanam sekarang ia dapat dirasakan hasilnya 28 tahun mendatang. Maka dari itu, kita harus bersinergi untuk mewujudkan generasi emas 2045 (100 tahun Indonesia Merdeka). Persoalan-persoalan itu dapat kita pecahkan bersama-sama dengan bergandengan tangan. Tidak ada lagi yang lalai dalam tugas mendidik, tidak saling menyalahkan, tapi harus bahu membahu menciptakan generasi yang berkarakter Pancasila melalui sistem pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sehingga terwujud generasi emas Indonesia di tahun 2045. Aamiin.Kata Kunci: pendidikan karakter, generasi berkarakter, karakter pancasila.
References
Delors, Jacques (Editor). (2008). Education for the Twenty-Firt Century: Issues and Prospects. Paris: UNESCO Publishing.
Depdiknas.(2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas.(2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan Volume 03 No 02 November 2016
Depdiknas (2005). Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang 2025. Jakarta: Depdiknas.
------------------ (2015). Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 20152019. Jakarta: Kemendikbud.
Gibson,R.Ed. (1977). Rethinking the Future. London:Nicholas Brealy Publishing.
Koesoema, Doni. A. (2007). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:Grasindo.
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter: Solusi tepat untuk membangun bangsa. Jakarta: BP MIGAS.
M. Furqon Hidayatullah (2009).Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas.(Surakarta:Yuma Pustaka).
Saikhulhadi.(2013). Keajaiban Senyuman Menguak Rahasia di Balik Senyuman danTawa Dalam Bisnis, Kesehatan, dan Penyembuhan. Yogyakarta: Gava Media.
Thomas Lickona (1991). Educating for Character, New York: Bantam Books.
Zubaedi.2001. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana
Jurnal:
Membangun Karakter dan Kemandirian Bangsa. http://www.setneg.go.id (diakses tanggal 02-11-2016)
Membangun Karakter Bangsa Melalui PembelajaranKontekstual. http://agupenaja teng.net (diakses tanggal 30-10- 2016)
Grand Design Pendidikan Karakter. http://pendikan.dikti.go.id (diaks es tanggal 17 Juli 2016)
Membangun Karakter Generasi Muda. http://www.beritaindonesia.co.id (diakses tanggal 6 Juli 2011)
Kondisi Moral Bangsa Sangat Mengkhawatirkan. http://www.jpnn.com (diakses tanggal 6 Juli 2011)
Peranan Pendidikan Nasional dalam Pembangunan Karakter Bangsa.
Ini adalah ringkasan yang dapat dibaca manusia dari (dan bukan pengganti) lisensi. Sangkalan.
Anda bebas untuk:
- Bagikan — salin dan distribusikan kembali materi dalam media atau format apa pun
- Beradaptasi — remix, transformasi, dan membangun di atas materi
- Pemberi lisensi tidak dapat mencabut kebebasan ini selama Anda mengikuti ketentuan lisensi.
Di bawah ketentuan berikut:
- Atribusi — Anda harus memberikan kredit yang sesuai, memberikan tautan ke lisensi, dan menunjukkan apakah perubahan telah dilakukan. Anda dapat melakukannya dengan cara apa pun yang wajar, tetapi tidak dengan cara apa pun yang menunjukkan pemberi lisensi mendukung Anda atau penggunaan Anda.
- NonKomersial — Anda tidak boleh menggunakan materi untuk tujuan komersial.
- ShareAlike — Jika Anda me-remix, mengubah, atau membangun materi, Anda harus mendistribusikan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama seperti aslinya.
- Tidak ada batasan tambahan — Anda tidak boleh menerapkan ketentuan hukum atau tindakan teknologi yang secara hukum membatasi orang lain untuk melakukan apa pun yang diizinkan oleh lisensi.
Pemberitahuan:
- Anda tidak harus mematuhi lisensi untuk elemen materi dalam domain publik atau di mana penggunaan Anda diizinkan oleh pengecualian atau batasan yang berlaku.
- Tidak ada jaminan yang diberikan. Lisensi mungkin tidak memberi Anda semua izin yang diperlukan untuk tujuan penggunaan Anda. Misalnya, hak-hak lain seperti publisitas, privasi, atau hak moral dapat membatasi cara Anda menggunakan materi tersebut.