Construction of Indigenous Community Gardens by the Company as Land Conflict Resolution

Rahmad Hendra; Firdaus Firdaus; Samariadi Samariadi

doi:10.25134/unifikasi.v9i1.4937

Construction of Indigenous Community Gardens by the Company as Land Conflict Resolution

Rahmad Hendra, Firdaus Firdaus, Samariadi Samariadi

Abstract

The study was conducted in the villages, Bencah Kelubi and Subarak. Both villages have oil palm plantation companies. The study aims to scrutinize the influence of oil palm plantations, particularly the development and efforts in resolving land disputes─ the indigenous people and the so-called company in Kampar Regency. This study employed descriptive analysis involving qualitative patterns. The study revealed some points. In Subarak village, the investor of an oil palm plantation built a garden for indigenous people. In addition, prior to the investment, they apply the principle of Free, Prior, and Informed Consent (known as PADIATAPA). On the other hand, the investors (oil palm plantation companies) did not fulfill the commitment to build gardens for the community. Also, they disregarded the principle of PADIATAPA. In conclusion, employing the PADIATAPA principle at the initial stage could significantly lessen the conflicts between oil palm plantation companies and indigenous people.

Keywords

Pembangunan kebun, masyarakat adat, resolusi konflik,

Full Text:

PDF

References

Books

Agum Gumelar. (2004), .Reformasi Pertanahan, (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 2002) Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta.

Bambang Waluyo. (2002), Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.

BPS Kabupaten Kampar (2020), Kecamatan Gunung Sahilan Dalam Angka 2020, (Bangkinang: BPS Kabupaten Kampar)

Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Riau. (2019), Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2020 -2024, (Pekanbaru: Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Riau)

Gunawan Wiradi, Seluk Beluk Masalah Agraria, Reforma Agraria dan Penelitian Agraria, (Yogyakarta: STPN Press bekerjasama dengan Sajogyo Institute, 2009)

Hugo Slim, Development in Practice, Vol. 5, No. 2 (May, 1995), Taylor & Francis, Ltd. on behalf of Oxfam GB,

Hayatul Ismi. (2015), Penggunaan Tanah Hak Ulayat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Mineral Dikaitkan Dengan Hak Masyarakat Adat Setempat Dalam Rangka Pengembangan Hukum Pertanahan Indonesia, disertasi, Universitas Padjadjaran, Bandung,

Hayatul Ismi, Pengakuan dan perlindungan Hukum Hak Masyarakat Adat Atas Tanah Ulayat Dalam Upaya Pembaharuan Hukum Nasional, 2012. (Dipublikasikan di Jurnal Ilmu Hukum Vol. 3 No. 1 Tahun 2012, 2087-8591)

Heru Nugroho. (2002), Reformasi Politik Agraria Mewujudkan Pemberdayaan Hak-hak atas Tanah, (Bandung: Penerbit Mandar Maju)

Ichsan Malik, Resolusi Konflik Jembatan Perdamaian, (Jakarta, PT Kompas Media Nusantara, 2017).

Jenny Springer dan Vanessa Retana, Persetujuan Atas Dasar Informasi di Awal Tanpa Paksaan dan REDD+: Pedoman dan Sumber Daya, WWF, 2014.

Kriekhoff. Valerine. J.L, Mediasi : Tinjauan dari Segi Antropologi Hukum, dalam Antropologi Hukum Sebuah Bunga Rampai, Edisi Ke 3, Obor, Jakarta, 2003.

Marcus Colchester dan Maurizio Farhan Ferrari, Menjadikan FPIC Berjalan: Tantangan dan Peluang bagi Masyarakat Adat, (Moreton-in-Marsh: Forest Peoples Programme, 2007)

M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994.

Nurhasan Ismail, “Arah Politik Hukum Pertanahan Dan Perlindungan Kepemilikan Tanah Masyarakat”,Makalah, disampaikan dalam Seminar bertema: “Penyelesaian Sengketa dan Konflik Dalam Perspektif Pembaharuan Hukum Pertanahan Nasional”, Kerjasama BPHN dan Kementrian Hukum dan HAM, tanggal 17 Nopember 2011.

Nurhasan Ismail, Perkembangan Hukum Pertanahan, Pendekatan Ekonomi Politik,(Jakarta: HuMa dan Magister Hukum UGM, 2007)

Sartono Kartodirdjo dan Djoko Sutoyo, Sejarah Perkebunan Indonesia Kajian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Aditya Media, 1991)

Syaifurrahman, Al-Banjary, Hitam Putih Polisi dalam Mengungkap jaringan Narkoba, Restu Agung dan Ptik Press, Jakarta, 2005.

Suprapto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, 2003

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta,1986,

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001

Tim Inkuiri Nasional Komnas HAM, Inkuiri Nasional Komisi Nasional Hak Asasi Manusia: Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Wilayahnya di Kawasan Hutan, (Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2016),

T.O. Ihromi (ed.), “Beberapa Catatan Mengenai Metode Sengketa yang Digunakan dalam Antropologi Hukum”, dalam Antropologi Hukum: Sebuah Bunga Rampai (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993), p. 210-211.

Journals/Articles

Febri Andiki Peralihan Hak Tanah Ulayat Di Kabupaten Dharmasraya, Notarius, Volume 12 Nomor 2 (2019), p., 856

Hery Listyawati, Kegagalan Alih Fungsi Tanah Dalam Perspektif Penataan Tanah Di Indonesia, Mimbar Hukum Vol 22, Nomor 1, Tahun 2010.

Hossain B. Danesh and Roshan Danesh, A Consultative Conflict-Resolution Model: Beyond Alternative Disputeresolution, International Journal of Peace Studies, Vol. 7, No. 2 (Autumn/Winter 2002).

John W. Burton, Resolution of Conflict, International Studies Quarterly, Vol. 16, No. 1 (Mar., 1972)

John W. Burton dan Dennis JD Sandole, Teori Generic: Dasar Resolusi Konflik, (Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana, 1990)

Lewis A. Coser, The Termination of Conflict, The Journal of Conflict Resolution, Vol. 5, No. 4 (Sage Publications, Dec: 1961)

Michael E. Salla, Creating the 'Ripe Moment' in the East Timor Conflict, Journal of Peace Research, Vol. 34, No. 4 (Nov., 1997)

Tarja Väyrynen,Medical Metaphors In Peace Research:John Burton's Conflict Resolution Theorysnd A Social Constructionist Alternative,International Journal of Peace Studies, Vol. 3, No. 2 (July 1998)

Regulations

Constitution of the Republic of Indonesia

Law Number 5 of 1960 concerning Agrarian Principles

Law Number 25 of 2007 concerning Investment

Law Number 39 of 2014 concerning Plantations

DOI: https://doi.org/10.25134/unifikasi.v9i1.4937