UPAYA PELESTARIAN PALEMBANG (ALUS) BEBASO
Abstract
ABSTRAK: Bahasa tidak terpisahkan sebagai bagian dari suatu budaya. Palembang memiliki 2 macam bahasa bahasa sari-sari atau bahasa Pasaran dan bahasa alus bebaso. Saat ini masyarakat Palembang cenderung menggunakan bahasa sehari sehari dengan dialek penggunaan ‘O’ seperti apa menjadi apo dan kenapa menjadi ngapo. Tujuan artikel ini untuk membuat pemahaman kepada masyarakat tentang asal usul Bahasa Palembang Bebaso dan menelusuri upaya-upaya yang pernah ada dalam melestarikan Bebaso sampai saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Wawancara dan studi Pustaka digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Data dianalisis dengan cara di deskripsikan untuk dapat ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah (1) Palembang Alus bebaso memang tidak dapat terlepas dengan pengaruh pulau Jawa, karena setelah runtuhya kerajaan Demak, bangsawan Demak kembali ke Palembang meneruskan Kesultanan Aria Damar atau Aria Dilla. Kesultanan Palembang terbentuk sehingga penggunaan bahasa jawa dijadikan bahasa resmi kesultanan sehingga terjadilah akulturasi budaya bahasa jawa dan melayu yang membentuk bahasa baru yaitu bahasa alus Palembang atau bebaso (2) Bebaso masih sering dipakai pada tahun 1970-1980 dan menginjak tahun 2000 masyarakat Palembang sangat jarang menggunakannya. (3) Upaya yang pernah ada untuk melestarikan bebaso adalah adanya pertunjukan wayang Palembang, dibuatnya Syair penggiring tari sondok Piyogo dari pihak Kesultanan Palembang Darussalam, adanya lagu lagu daerah seperti Cek Ayu dan Bandel Hakiki, adanya penelitian yang mengusulkan penggunaan Bebaso sebagai muatan lokal, pembuatan kamus Bebaso dan pembuatan buku ilustrasi interaktif tentang Bebaso: Bahasa Palembang Alus untuk anak-anak dan adanya komunitas bahasa daerah di Palembang yang mempelajari Bebaso.
KATA KUNCI: Palembang Alus; Bebaso; Pelestarian; Upaya
THE MAINTAINING EFFORTS OF PALEMBANG ALUS LANGUAGE; BEBASO
ABSTRACT: Language is an integral part of a culture. Palembang has two kinds of language sari-sari or Pasaran language and language alus: Bebaso. Currently, the people of Palembang tend to use everyday language with the dialect of using 'O' like what to be apo and why to be ngapo. The purpose of this article is to create an understanding to the public about the origin of the Palembang language Bebaso. This research is a qualitative descriptive study. Interviews and library studies were used as data collection techniques. The data is described in a way that conclusions can be drawn. The results of this study are (1) Palembang Alus Language: Bebaso cannot be separated from the influence of the island of Java, because after the collapse of the Demak kingdom, the Demak nobility returned to Palembang following the Aria Damar or Aria Dilla Sultanates. The Palembang Sultanate was formed so that the use of the Javanese language became the official language of the sultanate so that there was a culture of Javanese and Malay languages that formed a new language, namely the Palembang alus language or Bebaso (2) Bebaso was still often used in 1970-1980 and the people of Palembang rarely used it in 2000 (3) There have been attempts to maintance Palembang Alus Bebaso such as the existence of puppet show, the creation of accompaniment to the Sondok Piyogo dance from the Sultanate of Palembang Darussalam, the existence of folk songs such as Cek Ayu and Bendel Hakiki, the existence of research proposed the use of Bebaso as local content, the creation of a Bebaso dictionary and the creation of interactive illustrated books about Bebaso: Palembang Alus Language for children and the Bebaso as local language community in Palembang.
KEYWORDS: Effort; Maintaining; Palembang Alus Bebaso.References
Agustin, F.M. (2019,18 Juli). Bermula dari Melayu, Ternyata Begini Dialek Asli Bahasa Palembang Bebaso atau bahasa halus Palembang . Sumsel IDM Times accessed from https://sumsel.idntimes.com/life/education/feny-agustin/bermula-dari-melayu-ternyata-begini-dialek-asli-bahasa-palembang/3.
Aliana, Zainul Arifin and Nursato, Suwarni and Arifin, Siti Salamah dan Soetopo,Sungkowo and Waif,Mardan (1987). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Palembang. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Arif, R.M., Arif, R.M. and Harifin, Sutari and Usman, M. Yusuf and Ayub, DahliaMahabin &Ratnawati,Latifah.(1981). Kedudukan dan fungsi bahasa Palembang. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Palembang. (2021).Statistik daerah kota Palembang 2021. Accessed fromhttps://palembangkota.bps.go.id/publication.html
Cho, G. (2000). The role of heritage language in social interactions and relationships: Reflections from a language minority group. Bilingual Research Journal, 24(4), 369- 384. doi:10.1080/15235882.2000.10162773
Cunningham, Clare (2019). When ‘home languages’ become ‘holiday languages’:
Teachers’ discourses about responsibility for maintaining languages beyond English.Language, Culture and Curriculum, (), 1–15. doi:10.1080/07908318.2019.1619751
Desmalinda., Herdiansyah,P., & Naripati, R. (2016). "Dampak Kehadiran Stasiun Televisi Berbahasa Lokal Pal Tv (Palembang Tv) pada Pelestarian Bahasa Lokal di Kota Palembang". Ranah, 5(2), 185200.https://doi.org/10.26499/rnh.v5i2.
Dunggio, P.D .et al (1983). Struktur Bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Houtman. (2013). Pembelajaran Baso Palembang Alus (BEBASO) Di Sekolah:Suatu Ancangan dalam menghadapi Penerapan Kurikulum 2013 di Kota Palembang.
Houtman. (2019). Houtman. (2019). Ketegaran Konstruksi Katek dan Variannya Dalam Bahasa
Melayu Palembang. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 8 (2), 205—218. doi: https://doi.org/10.26499/rnh.v8i2.863
Husin, M. R. (1973). Penegak Pemelihara dan Perjuangan Rakyat Palembang Darussalam.
Ibnu, I.M., Triyuli, W., & Teddy, L. (2010). MORPOLOGI PERMUKIMAN TRADISIONAL DI KAWASAN SEBERANG ULU PALEMBANG. Retrieved from https://repository.unsri.ac.id/19182/2/Laporan_morfologi_iwan_muraman.pdf
Inge,N. ( 2020,21 Februari). Bebaso Palembang, 'Kepundi Saos'?. Liputan 6 retrieved from https://www.liputan6.com/regional/read/4183860/bebaso-palembang-kepundi-saos
Maulana, R.M.(2019). PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI INTERAKTIF MENGENAI BEBASO PALEMBANG ALUS BAGI ANAK-ANAK.Bandung:Universitas Telkom
Mutiara, Y. (2020). Kosa Kata Bahasa Palembang Sehari Hari Dan Contoh Kalimatnya. Uniqpost Accessed from https://www.uniqpost.com/kosa-kata-bahasa-palembang/
Oktoviany, L., et al .(2004). “Kamus Bahasa Palembang – Indonesia L-Z”. Naskah Kamus Palembang: Balai Bahasa Palembang.
Pratama,F.S., Faidah,J.,& Widinata, E. (2020). Bahasa Lembak: Sejarah Singkat, Bentuk Pelestarian, dan Statusnya Kini. Diakses dari https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/3361/bahasa-lembak-sejarah-singkat-bentuk-pelestarian-dan-statusnya-kini
Putri,A.S. (2020, 16 February). Bagaimana Bahasa Bisa Punah? Kompas.com accesed from https://www..kompas.com/skola/read/2020/02/16/161500969/bagaimana-bahasa-bisa-punah.
Setiyanto (2013). Model Pembelajaran dan Pelestarian Bahasa Daerah. Accesed from ttps://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/model-pembelajaran-dan-pelestarian-bahasa-daerah.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kualitatif kuantiatif and RND. Bandung : Alfabeta
Syarifuddin,KH. Palembang Alus Bebaso.Sriwijaya Post. Minggu 18 May 2003.
Ravindranath,M.(2015). Sociolinguistic Variation and Language Contact. Language and Linguistics Compass, 9(6), 243–255. doi:10.1111/lnc3.12137.
Copyright (c) 2022 Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia is licensed under a Creative Commons CC-BY-SA.