NILAI MORALITAS DALAM PANYARAMAN (TABU) MASYARAKAT SUNDA DI DESA BUNI GEULIS KECAMATAN HANTARA KABUPATEN KUNINGAN

Gilang Kripsiyadi

Abstract


Penelitian ini menganalisis nilai  moralitas yang terdapat dalam panyaraman “tabu” masyarakat Sunda di Desa Bunigeulis Kecamatan Hantara Kabupatén Kuningan. Data yang diperoleh melalui  beberapa tehnik, yaitu; studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan tehnik deskripsi analisis. Dahulu adanya istilah panyaraman atau “tabu” merupakan sebuah alat kontrol yang berwujud larangan lisan, dan apabila ada orang yang berani melanggar dipercaya akan mendapatkan marabahaya maupun bencana. Disadari atau tidak, pada waktu terdahulu masyarakat Sunda secara tidak langsung menggunakan panyaraman  sebagai media pendidikan pada waktu itu, seperti beberapa contoh: panyaraman masyarakat Sunda umumnya “ulah gogoléran dina taneuh matak diléngkahan jurig” ada sebuah makna yang tersirat dan bermakna dari istilah tersebut “etnopedgogik”, yang memiliki  arti sebenarnya jauhilah tempat kotor, karena akan berpotensi menimbulkan penyakit, selain itu terdapat unsur kearifan lokal yang tersirat di dalamnya, seperti istilah panyaraman “ulah ngeusian cai pinuh teuing, bisi kawirarangan”, yang memiliki arti dan pesan agar manusia bisa menghemat air yang berimbas menjaga lingkungan.  Peneliti menemukan 17 panyaraman  yang khas dari Desa Bunigeulis Kabupaten Kuningan. Dari sekian banyaknya data panyaraman atau tabu masyarakat Sunda, penulis berfokus pada 17 sample panyaraman yang tersebar di Desa Bunigeulis Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan. Dan dari ke tujuh blas data tersbut, penulis mencoba mengikaji unsur moralitas dan etnopedagoginya.

 

Kata Kunci: Moralitas, Etnopedagogik, Panyaraman “Tabu”, Masyarakat Sunda.

 

 


Full Text:

PDF

References


Alwasilah, Chaedar spk. 2009. Etnopedagogi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Anas, Zulfikri. 2011.Membangun Karakter dan Go Internasional Melalui Pembelajaran yang Berbasis Kearifan. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Danandjaja, James.2002. Folklor Indonesia:Ilmu Gosip, Dongéng, dan lain-lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Kartadinata, Sunaryo. 2010. Etnopedagogik: Sebuah Resureksi Ilmu Pendidikan (Pedagogik).Bandung: Pascasarjana UPI Bandung.

Kartadinata, Sunaryo. 2011. Membangun Atikan Sunda Melalui Penerapan Unsur Budaya: Sebuah Kerangka Berpikir. Bandung: UPI Bandung.

Koswara, Dedi. 2010.Sastra Sunda Buhun. Bandung: CV Wahana Grafika.

Koentjaraningrat. 1969. Arti Antropologi Untuk Indonesia Masa Kini. Djakarta: Lembaga Ilmu Pengétahuan Indonesia.

Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djakarta: Djambatan.

Kurnia, Ganjar. 2011. Masarakat Sunda jeung Alamna. Bandung: Cahara Bumi Siliwangi No. 8.

Lembaga Basa jeung Sastra Sunda. 2007. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Geger Sunten.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

Pudentia MPSS (ed). 1998. Seri Tradisi Lisan: Metodologi Kajian Tradisi Lisan.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan AsosiasiTradisi Lisan.

Retty Isnendes, Chye. 2010. Kajian Sastra: Aplikasi Teori & Kritik pada Karya Sastra Sunda dan Indonesia. Bandung: Daluang Publishing.

Rosidi, Ajip. 2009. Manusia Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Sudaryat, Yayat.2014. Wawasan Kesundaan.Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia.

Suryalaga, Hidayat. 2010. Filsapat Sunda. Bandung: Yayasan Nur Hidayah.




DOI: https://doi.org/10.25134/pedagogi.v4i2.1089

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.