GINOKRITIK DALAM PERHIMPUNAN GUNAWAN BAGI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KARYA KHATIJAH TERUNG

Nureza Dwi Anggraeni, Siti Gomo Attas

Abstract


ABSTRAK: Khatijah atau lebih dikenal Khatijah Terung adalah salah satu penulis perempuan dalam tradisi sastra Melayu klasik Riau Lingga. Sebagai salah satu anggota kerajaan karena dinikahi oleh cucu Raja Ali Haji, hidupnya dikelilingi oleh tradisi sastra yang baik. Namun, namanya tidak diketahui dalam sejarah sastra Melayu klasik. Dengan menggunakan perspektif sastra feminis ginokririk, penelitian ini mengkaji eksistensi Khatijah Terung, khususnya dalam menulis Perhimpunan Gunawan bagi Laki-Laki dan Perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perhimpunan Gunawan bagi Laki-Laki dan Perempuan ditulis oleh Khatijah Terung untuk memberikan pemahaman kepada perempuan, para istri khususnya, bahwa kebahagiaan rumah tangga juga berada pada kuasa perempuan. Oleh karena itu para perempuan diajarkan untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan melayani suaminya. Bukan hanya memberi kepuasan, tetapi juga mendapatkan kebahagiaan. Meskipun karya ini erotika, Khatijah Terung mengemas dalam bentuk pantun dan syair serta ditambahkan narasi. Hal ini membuat Khatijah Terung menjadi perempuan Melayu pertama pada awal abad ke 20 yang menyatakan secara terus terang tentang apa yang boleh mereka lakukan untuk membuat laki-laki atau suami merasa terangsang dan menyayangi mereka. Walau bagaimanapun, karya semacam ini luar biasa dan sangat jarang ditulis oleh perempuan.

KATA KUNCI: Feminis Melayu; Ginokritik; Sastra Klasik.

 

 

GINOCRITICS IN THE KITAB PERHIMPUNAN GUNAWAN BAGI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BY KHATIJAH TERUNG

 

Khatijah or better known as Khatijah Terung is one of the female writers in the classical Malay literary tradition of Riau Lingga. As a member of the royal family because he was married to the grandson of Raja Ali Haji, his life was surrounded by good literary traditions. However, his name is unknown in the history of classical Malay literature. Using a gynocritic feminist literary perspective, this study examines the existence of Khatijah Terung, especially in writing Kitab Perhimpunan Gunawan bagi Laki-Laki dan Perempuan. The results showed that the Perhimpunan Gunawan bagi Laki-Laki dan Perempuan was written by Khatijah Terung to provide an understanding to women, wives in particular, that domestic happiness is also in the power of women. Therefore, women are taught to get sexual satisfaction by serving their husbands. Not only gives satisfaction, but also gets happiness. Although this work is erotica, Khatijah Terung packaged it in the form of rhymes and poetry and added a narration. This made Khatijah Terung the first Malay woman in the early 20th century to state frankly what they could do to make a man or husband feel aroused and loved them. However, this kind of work is extraordinary and very rarely written by women.

KEYWORDS: Malay Feminists; Gynocritic; Classical Literature.


References


Andaya, B.W. (1977). From Rome to Tokyo: The Search for Anticolonial Allies by The Rulers of Riau 1899-1914. Indonesia, 24: 123-156.

Anggraeni, N.D. (2018). Proses Kreatif Raja Aisyah Sulaiman, Sastrawan Perempuan Feminis Melayu Zaman Peralihan. Diksi, 26: 77-87.

Anoegrajekti, N. (2019). Metodologi Penelitian Sastra dan Budaya: Karya Sastra dan Pergulatan Budaya. Prosiding dalam Seminar Nasional Pekan Chairil Anwar, Jember: 27 Juni 2019. Hal. 57-80.

Gomo, A. S. (2020). Development of Characters of Islands Community

Through The Folklore of Panglima Hitam and The King

of Tidung as Local Activities of Tidung Island. Prosiding Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia. Hal. 373-382.

Ming, D. C. (1999). Raja Aisyah Sulaiman, Pengarang Ulung Melayu. Bangi: Universitas Kebangsaan Malaysia.

Moi, T. (2008). I Am Not a Woman Writer: About Women, Literature and Feminist Theory Today. Sage Publication, Vol. 9 (3), 258-271.

Rahman, J. dkk. (2010). Dermaga Sastra Indonesia; Kepengarangan Tanjungpinang dari Raja Ali Haji sampai Suryatati A. Manan. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang bekerja sama dengan Penerbit Komodo Books.

Rani, S. (2013). Elaine Showalter’s Feminist Criticism In The Wilderness: A Critique. An International Refereed e-Journal of Literary Explorations, 1, 1-5.

Wellek, R. & Warren, A. (1993). Teori Kesusastraan. (Diterjemahkan oleh Melani Budiyanto). Jakarta: Gramedia.

Winstedt, R.O. 1977. A History of Classical Malay Literature. Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Wiyatmi. (November 2015). Menggugat Kuasa Patriarki Melalui Sastra Feminis. Makalah disajikan dalam Seminar Bahasa, Sastra, dan Kekuasaan, di Universitas Negeri Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.25134/fon.v18i1.5024



Copyright (c) 2022 Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

e-ISSN 2614-7718 | p-ISSN 2086-0609

 Creative Commons License

View My Stats

Jl. Cut Nyak Dien No. 36A Cijoho-Kuningan

Pos. 45513 | [email protected]